- Sesuai kesepakatan saya sebelumnya, saya akan menulis kelanjutan bantahan untuk argumen bumi datar dari video Flat Earth 101. Postingan ini murni membantah bahan pada video episode ke-2.
Ternyata disini banyak ditemukan isu yang sengaja dipalsukan atau dipelintir biar sesuai dengan harapan kreator video.
Orang yang tidak teliti akan gampang percaya. Saya yakin orang yang sudah menonton video kedua hampir sanggup dipastikan sudah 70% mempercayai Flat Earth.
Tapi sayangnya argumen menyesatkan Flat Earth gampang untuk dibantah, hanya saja tidak banyak orang yang kritis dalam hal ini.
Berikut pembahasannya.
Bantahan Terhadap Argumen Flat Earth - PART 2
Dalam videonya yang berjudul Bisnis Triliun Dolar mengungkap banyak hal perihal NASA dan opini perihal Elite Global. Sesuai fokus utamanya, saya hanya fokus pada bahan yang berkaitan dengan bentuk bumi.
Ada sejumlah bahan di video yang tidak membahas Flat Earth, untuk itu saya kesampingkan. Saya akan fokus pada argumen Flat Earth saja, sementara pembahasan lain tidak saya tulis disini.
Secara singkat video ini mengandung banyak kebohongan dan banyak sekali delusi untuk menipu penontonnya. Alasannya jelas, biar orang-orang percaya Flat Earth dan memerangi sekelompok orang berjulukan Elite Global yang entah ada atau tidak.
Ok, mari kita mulai...
KLAIM: Pernyataan Google, GPS tidak perlu satelit
Saya akan mengutip pernyataan si kreator video:
"Dengar sendiri kan, ternyata My Location pada Google tidak memakai GPS, tidak memakai satelit"
Coba fokus pada kalimat "...tidak memakai satelit"
Satu lagi upaya untuk mengelabui penonton. Silahkan sahabat cek sendiri di video Google Maps for mobile with My Location (beta).
Silahkan tonton, dengarkan baik-baik, aktifkan subtitle. Apa kalian mendengar atau melihat bahwa Google menyebutkan satelit?
Silahkan download subtitle videonya melalui situs http://id.savefrom.net/. Kemudian temukan apakah ada goresan pena satellite (satelit)?
Tentu saja tidak ada :p
Usahanya untuk memelintir isu harus diakui cukup cerdik.
Google tidak menyampaikan "tidak memakai satelit"
Google hanya menyampaikan "My Location tidak memakai GPS"
Pahami perbedaannya.
Disini Google hanya menjelaskan cara kerja fitur My Location. Ingat, My Location bukan GPS. Lihat tahun video tersebut diunggah, tertulis 2007. Apa periode tersebut smartphone dengan GPS?
My Location hanya menampilkan data lokasi kita sekarang, tidak real-time.
Sedangkan GPS menampilkan lokasi kita secara real-time, ketika kita bergerak beberapa meter saja sudah eksklusif terdeteksi.
Nah, My Location ini hanya memperlihatkan isu lokasi kita secara umum. Misalnya hanya menyebutkan kota, kecamatan, atau kawasan tempat kita sekarang. Oke, saya kasih contoh:
Contoh jalan masuk My Location di komputer, komputer saya tidak mempunyai GPS |
Ketika mengetik di Google dengan menuliskan My Location, maka akan muncul lokasi tempat tinggal kalian. Dimanapun kalian berada selama mengakses My Location di kawasan yang sama hasilnya tetap saja menyerupai itu.
Saya pernah mencoba My Location pada ponsel Nokia Asha 201 (tidak ada fitur GPS). Hasilnya, My Location hanya menampilkan lokasi secara umum. Saya telah mencobanya di beberapa kota berbeda.
Mencoba My Location di Google Earth, hasilnya sama |
Begitulah My Location, kalian sanggup mengujinya sendiri. Coba gunakan fitur tersebut sekarang, kemudian silahkan melangkah 500 meter dari lokasi kalian. Selama masih di kawasan yang sama, My Location pun menampilkan hasil yang sama.
My Location tidak spesifik menyerupai GPS, untuk itulah ia hanya sanggup memperlihatkan nama lokasi secara umum.
Pahami perbedaannya |
Sementara itu GPS digunakan untuk mengetahui lokasi secara real-time dan spesifik. Harus saya akui si pembuat video pintar sekali mengelabui pernyataan. Dia menyampaikan menyebutkan pernyataan sesat tersebut berkali-kali biar menjadi sugesti.
Kesimpulan:
- My Location dan GPS sangat berbeda
- My Location mendeteksi dari alamat IP perangkat
- My Location tidak memakai GPS
- My Location memakai menara telekomunikasi
- My location tidak butuh satelit
- GPS butuh satelit (Wikipedia)
KLAIM: Google Maps tidak memakai satelit
Saya akan fokus pada foto pesawat yang muncul pada video tersebut. Apa kalian percaya itu yaitu drone dari Google?
Jika iya, maka kalian sudah berhasil ditipu oleh Flat Earth 101. Itu kan drone militer, buat apa Google punya drone militer? Google mau perang?
Jika iya, maka kalian sudah berhasil ditipu oleh Flat Earth 101. Itu kan drone militer, buat apa Google punya drone militer? Google mau perang?
Flat Earth pun suka memakai gambar palsu. Teriak pembohong tapi sendirinya... |
Ternyata foto tersebut yaitu drone militer berjulukan General Atomics. Silahkan kalian baca di situs ini.
Foto kedua yaitu drone DJI Phantom, bukan punya Google. Sepertinya pembuat video sengaja menaruhnya untuk memperkuat argumen.
Lanjut ke foto yang ketiga, foto tersebut orisinil namun logo Google yaitu palsu. Drone tersebut berjulukan Predator. Kalian sanggup cek di situs ini.
Tidak ada logo Google, klaim pada video hanya bohong belaka |
Google memang punya drone, menyerupai dikutip dari thread lembaga yang terbit tahun 2008 secara garis besar menyebutkan bahwa GPS lebih baik dibanding Loran.
Ada banyak alasan mengapa GPS itu lebih baik ketimbang Loran |
Kalian juga sanggup membaca goresan pena perbandingan antara GPS dengan Loran yang terbit tahun 1997. Di tahun menyerupai itu saja GPS punya banyak kelebihan dibanding Loran.
Militer kini lebih minat terhadap satelit, tentu saja satelit khusus militer dengan segala fungsi dan keamanannya.
Sebentar lagi Tentara Nasional Indonesia bakal punya satelit militer sendiri (sumber: Part 1. Flat Earth sudah niscaya curiga dengan NASA atau lebih tepatnya paranoid, seakan-akan NASA punya bahaya besar. But... NASA itu cuma lembaga antariksa negara. Tidak ada bedanya dengan LAPAN, tidak ada bedanya dengan CNSA, tidak ada bedanya dengan JAXA, tidak ada bedanya dengan ISRO, tidak ada bedanya dengan KACST.
Kenapa harus dicurigain? Kenapa ga curiga sama LAPAN saja yang menjadi tubuh antariksa Indonesia? Curiga kok jauh-jauh? :v Bisa dilihat sendiri budget NASA tahun 2016 yaitu $19,3 miliar atau Rp 256 triliun (kurs Rp 13.200/USD). Itu memang benar. Tapi coba bandingkan dengan anggaran negara Amerika Serikat yang sekitar $4 triliun atau Rp 52.800.000.000.000.000. Itu artinya anggaran NASA tidak hingga 0,5% dari total belanja negara. Sekilas angka Rp 256 triliun memang besar namun jikalau melihat total APBN negaranya sendiri, angka tersebut sama sekali tidak fantastis. AS yaitu negara adidaya, tak heran jikalau anggaran negaranya sebesar itu.
Video Flat Earth 101 seakan-akan ingin menunjukan bahwa NASA punya budget super besar dan punya andil penting bagi elite global untuk kepentingan propaganda. Kalau mau paranoid, jangan cuma ke NASA, banyak lembaga antariksa lain yang budgetnya hingga triliunan rupiah per tahun. Apakah mereka juga potongan dari elite global? Jika eksplorasi antariksa hanya sebagai "alat tipu-tipu" elite global, lalu... Bagaimana dengan puluhan lembaga antariksa negara? Bagaimana dengan puluhan perusahaan antariksa swasta? Bagaimana dengan puluhan perusahaan manufaktur di bidang antariksa? KLAIM: Roket terbang melengkung, menandakan bumi datar Saya mengerti maksudnya disini. Kreator video mengklaim bahwa roket benar diluncurkan namun lintasannya melengkung dan terjatuh di seuatu tempat sebagai konsekuensi biar tidak menembus kubah bumi. Sekilas masuk nalar (bagi orang awam). Tapi bergotong-royong itu memutarbalikan fakta. Justru lintasan melengkung dikala roket diluncurkan menunjukan bahwa bumi ini bulat, bukan datar. Ini dikarenakan gravitasi bumi. Sederhananya roket memanfaatkan gravitasi bumi biar sanggup menuju luar angkasa. Coba tonton video dari salah satu channel edukasi terbaik Kurzgesagt – In a Nutshell yang menjelaskan apa itu Space Elevator. Namun kita akan fokus pada pembahasan roket ketika meluncur melengkung. Silahkan tonton video ini hingga 1:08. Kalian sanggup aktifkan subtitle Bahasa Indonesia. Sudah mengerti? Kalian sendiri sanggup praktek dengan cara melempar batu, pasti arahnya melengkung karena terpengaruh gravitasi bumi. Sebenarnya dikala kerikil terlempar, itu sudah membentuk orbit hanya saja tidak penuh sebab kerikil jadinya jatuh kembali akibat kurang tinggi dan kurang cepat.
Kalian sanggup menemukan artikel edukatif perihal orbit di banyak sekali media (asal niat). Perhitungan kecepatan orbit pun punya angka matematis tersendiri. Orbit LEO, MEO, dan GEO pun punya karakteristik berbeda.
Kenapa lintasan roket tidak lurus ke atas? Jawabannya ada pada fisika. Kalau terbangnya lurus ke atas, roket akan terjatuh sempat menjalankan tugasnya.
|