- Lewat jalinan mekanis yang sederhana, seringkali game dianggap sesuatu yang gampang dan hanya ditujukan untuk hiburan semata. Sebuah perkiraan yang tak terbantahkan, beredar luas di masyarakat. Namun sebenarnya, pemahaman tersebut nyaris tidak berlaku lagi dalam 10 tahun terakhir. Rata-rata developer sudah menempatkan sistem permainan yang lebih kompleks dan menantang. Anda tidak sanggup menganggap suatu game menjadi gampang hanya dengan melihat trailernya saja.
Terlebih lagi game dengan gender simulator atau simulasi. Memasukan elemen faktual dalam basis 3 dimensi video game. Pemain akan berhadapan dengan prosedur yang ibarat dengan dunia nyata, bahkan hal-hal kecil sanggup kuat besar bagi aspek gameplay. Kebanyakan game simulasi tak lepas dari tema kendaraan yang pada dasarnya hanya bergerak dari satu titik ke titik lain diselingi side quest yang berlimpah. Entah itu memakai kereta, pesawat, mobil, taksi, bus, bahkan angkot!
Akan tetapi game berjudul The Barber Shop mengatakan sesuatu yang lain. Anda bertugas sebagai tukang cukur rambut di sebuah barbershop. Perlu Anda ketahui bahwa barbershop berbeda dengan daerah cukur rambut biasa. Barbershop lebih fokus pada style, sedangkan daerah cukur rambut biasa hanya sekedar merapikan rambut.
Ok, mengenai The Barber Shop sendiri diracik oleh sekelompok mahasiswa dengan mesin Unreal Engine 4 yang tidak perlu diragukan lagi kualitas grafisnya. Anda akan difasilitasi oleh beberapa peralatan untuk mencukur ibarat gunting, pisau cukur, dan electric shaver. Seperti game simulator pada umumnya, Anda akan memulai tahapan awal dengan gampang namun semakin maju maka tingkat kesulitan akan bertambah.
Satu-satunya pelanggan Anda ialah sosok lelaki dengan brewok tebal menghiasi wajahnya. Ia akan meminta model cukur yang bervariasi. Seperti yang sudah saya katakan tadi, tingkat kesulitan akan bertambah seiring naiknya level. Anda akan dihadapkan pada gaya sederhana hingga dengan gaya yang gila ibarat The Director atau The Samurai.
Ada 3 materi evaluasi yang menjadi penentu seberapa besar reward yang Anda terima. Ketiganya ialah akurasi, kecepatan, dan kualitas. Selain itu Anda 'diharamkan' melaksanakan kesalahan ketika mencukur, dalam arti Anda dihentikan mencukur bab yang dihentikan dicukur alasannya ialah sanggup mengurangi reward nantinya.
Yang menarik, The Barber Shop juga mempunyai sistem upgrade. Anda sanggup menentukan alat cukur standar hingga yang terbuat dari emas. Semuanya mempunyai kualitas yang berbeda, namun niscaya harga berbanding lurus dengan kualitas. Uang yang Anda dapatkan pada risikonya akan dipakai kembali untuk membeli peralatan baru. Actually, that's fun!
Format terrain benar-benar membawa suasana ibarat tahun 1940an. Bentuk arsitektur kayu, desain dinding, meja, kipas angin, dan elemen lain yang sangat pas di zaman tersebut. Anda dipastikan tidak akan menemukan peralatan modern ibarat kini pada The Barber Shop. Belum lagi musik ikonik yang seringkali diputar pada film yang mengangkat dongeng 70 tahun lalu.
Bagian yang amat disayangkan dari The Barber Shop ialah huruf yang itu-itu saja. Tidak ada yang berubah. Belum lagi wajah monoton yang terus menerus ditampilkan, satu-satunya yang bergerak hanyalah kedipan mata. Percayalah, itu cukup membosankan.
Terlepas dari kekurangannya, The Barber Shop ini belum final, nantinya akan ada versi penuh yang dirilis di masa yang akan datang. Sejauh ini The Barber Shop sanggup dikatakan playable dan enjoyable.
Mencukur dengan aneka macam macam gaya, lewat 3 aspek evaluasi menjadi sesuatu yang menantang. Tidak begitu sulit sebenarnya, hanya saja bab yang sudah tercukur tidak sanggup dikembalikan ibarat sedia kala. Jika ada kesalahan, maka tidak ada pengulangan kembali. So, this is great!
Powered by Unreal Engine 4 |